Tuesday, April 20, 2010

Suryo Rudito, FSRD Institut Teknologi Bandung 2010

Segala puji bagi Allah SWT, tuhan semesta alam
yang telah membuat 14 April 2010 kemarin jadi salah satu hari yang paling berarti dalam hidup saya.

Bagi saya, FSRD ITB adalah sebuah pertaruhan besar, hidup atau mati, kuliah atau ngga kuliah. Karena saya udah terlanjur terlalu berani untuk berkeputusan di kelas 3 ini, dimana semua temen-temen seangkatan saya belajar keras hampir semua pelajaran demi mendapatkan perguruan tinggi negeri yang mereka inginkan.
Sedangkan, saya? Tidak sama sekali. Karena saya hanya ingin kuliah difakultas desain, yang pilihan universitasnya hanya sedikit yaitu hanya fakultas seni rupa desain ITB dan desain produk  ITS, sudah seharusnya saya belajar matematika, b indonesia, kemampuan IPS dan lain-lain sebagai pegangan buat tes ditempat lain kalo ITS dan ITB nya ga dapet. Sebuah langkah tolol tanpa pikir panjang. Saya hanya belajar gambar suasana dan gambar kreatif di Villa Merah, sedikit skolastik dan sangat sedikit bahasa inggris.
Sedangkan disisi lain, saya diberatkan oleh sebuah tanggung jawab, dimana kedua kakak saya sudah mendahului kuliah ditempat terbaiknya masing-masing, secara tidak langsung saya juga dituntut untuk tempat terbaik, sebisa mungkin perguruan tinggi negeri dan tidak mahal pastinya.


and finally..


YEAH, i got it!!

yang sebelumnya juga sudah didahului pengumuman membahagiakan lainnya, yaitu ITS.


Alhamdulillah, Allah mendengar doa saya, Alhamdulillah Allah meridhoi kerja keras saya, Alhamdulillah Allah membantu saya untuk membuat orang tua saya dan orang-orang disekitar saya bangga.

Melalui hasil tersebut, saya belajar banyak.
-Bahwa kalo kita niat, kita bekerja keras dan kita optimis, kita pasti bisa dapetin yang kita mau. Karena disini saya udah ngebuktiin, kerja keras saya bolak-balik rawalumbu-kebayoran buat belajar di Villa Merah, malah kadang-kadang terpaksa naik motor ampe pernah sakit segala, terbayar sudah.
-Do What You Love, seperti yang udah saya tulis dipost sebelumnya. Karena saya sadar potensi saya disini, saya kerja keras dibidang yang saya bisa ini. Yang alhamdulillah berhasil baik. Saya ngga pinter matematika, geografi, apalagi ekonomi, dan lain-lain, namun saya bisa mendapatkan sebuah fakultas seni rupa dan desain terbaik di Indonesia karena saya menekuni bidang yang saya bisa ini.
-Jangan sekali-sekali meremehkan orang lain. Dengan ini saya seperti membalaskan dendam kepada orang-orang terutama guru-guru yang selama ini selalu meremahkan saya dan selalu khawatir saya ga bakal dapet perguruan tinggi negeri yang bagus. Yeaa, eat that shit.
-DON'T EXPECT TO MUCH
-DON'T BE ARROGANT, karena kesombongan cuma membuyarkan konsentasi kita dalam mencapai kesuksesan. Cobalah bersikap rendah hati.
-Sertakan tuhan dalam setiap urusan. Saya percaya, walaupun ini juga berkat kerja keras saya sendiri, tapi semua ini tidak lepas dari tangan tuhan. Maka, janganlah pernah berhenti berdo'a, karena ia lah satu-satunya yang mengatur keberuntungan, dan keberuntungan adalah salah satu senjata terbesar untuk sukses.
-Ridho orang tua. Saya juga percaya, semua ini berkat do'a-do'a orang tua saya, yang sangat ingin saya kuliah di Bandung supaya ngga jauh dari keduanya.

, cheers.

Friday, April 2, 2010

Jadilah Yang Terbaik Walaupun Diantara Para Pecundang

Beberapa hari yang lalu, tanggal 27-28 Maret 2010, mungkin akan jadi salah satu tanggal terpenting dari hidup gue. Kenapa? Karena dari yang pernah gue denger dari orang tua, hidup itu ada 3 'placement test' yang sangat menentukan jalan kita, yaitu Kerja, Menikah dan KULIAH. Karena 2 hari tersebut adalah tanggal Ujian Saringan Masuk Institut Teknologi Bandung. Yup, Universitas yang sangat gue impi-impikan dari gue kelas 3 SMP, Fakultas Seni Rupa dan Desain terbaik di Indonesia. Bukankah semakin bagus tempat kita belajar semakin besar kemungkinan kita untuk lebih pintar? Untuk itu gue berusaha sebaik mungkin agar mendapat tempat yang terbaik agar mendapatkan hasil yang terbaik juga.

Sering kali, celetukan-celetukan menyebalkan (terutama dari orang-orang tua) datang mengomentari keputusan gue untuk memilih jurusan Fakultas Seni Rupa dan Desain.

Om : "Yo, kamu udah kelas 3 kan ya?"
Gue : "Iya Om hehe"
O : "Oooh, ntar kuliah mau ambil jurusan apa?"
U : "Mau ngambil Desain di ITB om."
FYI, Biasanya gue nyebut FSRD sebagai 'desain' bukan 'seni rupa', supaya prestisnya sedikit lebih naik dimata orang-orang tua.
O : "Oh Seni Rupa itu ya. Ngapain? Mau jadi pelukis di Pasar Baru kamu? Ambil ekonomi aja!"

Ini lah salah satu pola pikir sempit yang gue benci dari penilaian sebagian besar orang terhadap Fakultas Seni Rupa. Mereka hanya memandang sekilas, tanpa mengetahui perkembangan profesi dibidang seni rupa jaman sekarang. Terlebih lagi kaum orang tua yang hidupnya berbeda zaman.

Oke, emang gue akuin kebanyakan lulusan FSRD ngga lebih tajir dari lulusan FE. Terlebih lagi gue seorang laki-laki yang kelak akan bertanggung jawab menghidupi keluarga. Tapi inget, ngga semua lulusan FSRD lebih miskin dari lulusan dari lulusan FE kan. Lalu, mengapa tidak kita kejar kemungkinan itu? Menurut saya lebih hebat menjadi yang terbaik dalam FSRD daripada yang biasa-biasa aja di FE.

Toh banyak juga lulusan fakultas-fakultas 'menjamin' yang ternyata tidak sukses. Kenapa? Karena menurut saya, banyak orang-orang yang hanya mengejar prospek kedepannya, lapangan kerjanya dan lain-lain, tanpa memperhatikan minat dan kemampuan mereka. Keterpaksaan dan ketidakmampuan membuat mereka hancur dengan sendirinya karena hati mereka menolak. Karena perbuatan tanpa didasari cinta dan rasa tulus tidak akan berbuah manis. Sedangkan kebalikannya, jika kita menekuni sesuatu yang kita cintai hasilnya pasti akan jauh lebih baik. Bukan kah selain materi kita juga membutuhkan kepuasan batin dalam hidup ini?

Jadi lah manusia yang terbaik dibidangnya, walaupun seorang tukang bakso sekalipun, buatlah bakso terenak didunia yang laris hingga dapat membuka restoran bakso bercabang-cabang. Jangan paksakan jadi insinyur, yang akhirnya menganggur karena lulus kuliah dengan nilai buruk, karena semasa kuliah ia mempelajari sesuatu yang tidak ia sukai.

Karena itu lah gue memutuskan untuk mengambil FSRD. Karena gue yakin, disini gue belajar hal-hal yang gue cintai dan kalo gue mau berusaha, gue yakin gue bisa jadi salah satu yang terbaik dibidang ini. Sehingga lapangan kerja pun menjemput, lalu gue akan membuktikan seorang seniman pun bisa lebih berduit daripada seorang bussinesman. Akan gue buktikan nanti, dengan janji lelaki.

So, just do what you love.