Sering kali, celetukan-celetukan menyebalkan (terutama dari orang-orang tua) datang mengomentari keputusan gue untuk memilih jurusan Fakultas Seni Rupa dan Desain.
Om : "Yo, kamu udah kelas 3 kan ya?"
Gue : "Iya Om hehe"
O : "Oooh, ntar kuliah mau ambil jurusan apa?"
U : "Mau ngambil Desain di ITB om."
FYI, Biasanya gue nyebut FSRD sebagai 'desain' bukan 'seni rupa', supaya prestisnya sedikit lebih naik dimata orang-orang tua.
O : "Oh Seni Rupa itu ya. Ngapain? Mau jadi pelukis di Pasar Baru kamu? Ambil ekonomi aja!"
Ini lah salah satu pola pikir sempit yang gue benci dari penilaian sebagian besar orang terhadap Fakultas Seni Rupa. Mereka hanya memandang sekilas, tanpa mengetahui perkembangan profesi dibidang seni rupa jaman sekarang. Terlebih lagi kaum orang tua yang hidupnya berbeda zaman.
Oke, emang gue akuin kebanyakan lulusan FSRD ngga lebih tajir dari lulusan FE. Terlebih lagi gue seorang laki-laki yang kelak akan bertanggung jawab menghidupi keluarga. Tapi inget, ngga semua lulusan FSRD lebih miskin dari lulusan dari lulusan FE kan. Lalu, mengapa tidak kita kejar kemungkinan itu? Menurut saya lebih hebat menjadi yang terbaik dalam FSRD daripada yang biasa-biasa aja di FE.
Toh banyak juga lulusan fakultas-fakultas 'menjamin' yang ternyata tidak sukses. Kenapa? Karena menurut saya, banyak orang-orang yang hanya mengejar prospek kedepannya, lapangan kerjanya dan lain-lain, tanpa memperhatikan minat dan kemampuan mereka. Keterpaksaan dan ketidakmampuan membuat mereka hancur dengan sendirinya karena hati mereka menolak. Karena perbuatan tanpa didasari cinta dan rasa tulus tidak akan berbuah manis. Sedangkan kebalikannya, jika kita menekuni sesuatu yang kita cintai hasilnya pasti akan jauh lebih baik. Bukan kah selain materi kita juga membutuhkan kepuasan batin dalam hidup ini?
Jadi lah manusia yang terbaik dibidangnya, walaupun seorang tukang bakso sekalipun, buatlah bakso terenak didunia yang laris hingga dapat membuka restoran bakso bercabang-cabang. Jangan paksakan jadi insinyur, yang akhirnya menganggur karena lulus kuliah dengan nilai buruk, karena semasa kuliah ia mempelajari sesuatu yang tidak ia sukai.
Karena itu lah gue memutuskan untuk mengambil FSRD. Karena gue yakin, disini gue belajar hal-hal yang gue cintai dan kalo gue mau berusaha, gue yakin gue bisa jadi salah satu yang terbaik dibidang ini. Sehingga lapangan kerja pun menjemput, lalu gue akan membuktikan seorang seniman pun bisa lebih berduit daripada seorang bussinesman. Akan gue buktikan nanti, dengan janji lelaki.
So, just do what you love.
No comments:
Post a Comment